Hemophilia adalah
penyakit perdarahan akibat kekurangan factor pembekuan darah yang dapat
diturunkan (herediter) secara sex linked recessive pada kromosom x.Namun
baru-baru ini terdapat hemophilia akibat gangguan autosomal yakni hemophilia C.
Karena hemophilia ini terkait kromosom x maka penderitanya lebih banyak
berjenis kelamin laki-laki, dan perempuan sering hanya menjadi carier (membawa
gen hemophilia tetapi tidak bermanifestasi klinis/tidak menimbulkan penyakit).
Hemophilia
diklasifikasikan menjadi 3 jenis yakni hemophilia A (akibat defisiensi atau
disfungsi factor pembekuan VIII), hemophilia B (akibat defisiensi atau
disfungsi factor pembekuan IX), dan hemophilia C (akibat defisiensi atau
disfungsi factor pembekuan XI). Namun hemophilia A dan B gangguan terjadi pada
gonosom/kromosom sex sedangkan pada hemophilia C gangguan terjadi pada autosom/
kromosom tubuh, yakni pada kromosom 4q32q35.
Penyakit hemopolia ini memiliki
gejala klinis seperti perdarahan, hemartrosis, hematom subkutan/intramuscular,
perdarahan mucosa mulut, perdarahan intracranial, epistaksis/mimisan dan
hematuria. Hemartrosis paling banyak ditemukan pada sendi lutut, siku,
pergelangan kaki, bahu, dan pergelangan tangan. Hematom intramuscular terjadi
pada otot fleksor bebas seperti otot betis, lengan bawah, dan panggul.
Untuk menegakkan
diagnosis hemophilia diperlukan pemeriksaan tambahan seperti terdapat
pemanjangan masa pembekuan (CT), dan pemanjangan masa tromboplastin partial
teraktivasi (aPTT). Selain itu dapat juga dengan pemeriksaan petanda gen
f-VIII/IX. pemeriksaan antenatal/sebelum kelahiran dilakukan pada trimester II
(untuk hemophilia A). Terapi non farmakologis dengan menghindari luka maupun
benturan, dan melakukan metode Rest, Ice, Compression dan Elevation pada perdarahan
akut. Terapi dapat dilakukan dengan pemberian konsentrat factor VIII atau IX
0 Komentar