Indonesia adalah negara tropis dengan curah hujan
yang cukup tinggi, dengan kondisi iklim seperti itu maka tidak mengherankan
jika Indonesia merupakan tempat yang sesuai bagi habitat nyamuk, tak terkecuali
nyamuk demam berdarah. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa penyakit DBD terdiri
atas beberapa fase dan penanganan yang semakin lama dapat memperburuk keadaan,
sedangkan penanganan dini akan semakin meningkatkan kemungkinan penyembuhan.
Salah
satu pemeriksaan yang murah yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan rumple leed. Perinsip utama pemeriksaan ini adalah
untuk melihat ada tidaknya petekie atau bintik-bintik merah yang menjadi tanda adanya
pendarahan oleh pembuluh kapiler. Umumnya bila kadar trombosit normal maka petekie
tidak terjadi, namun karena pada DBD terjadi penurunan trombosit maka petekie
bermanifestasi. Petekie sering muncul pada daerah lengan.
Pemeriksaan
rumple leed menggunakan sphygmomanometer/ tensimeter. Caranya adalah mula-mula
kita menentukan daerah yang akan diuji, biasanya daerah lengan. Lalu ukurlah
sistol dan diastole pasien. Nilai sistol dan diastole ditambahkan dan dibagi
dua. Nilai yang di dapat akan menjadi acuan. Biarkan lengan pasien istirahat
selama 2 menit. Lakukan pembabatan pada nilai acuan tersebut, beri lingkaran
dengan pena pada kulit lengan bawah
bagian volar. Pertahankan
tekanan tersebut selama 5 menit, lalu lepaskanlah lilitan bladder cuff, carilah
adanya petekie yang terdapat pada kulit, terutama yang terdapat pada lingkaran
yang dibuat sebelumnya. Hasil dikatakan positif jika terdapat lebih dari 10
petekie. Rumple leed ini adalah pengujian yang mudah dan cepat untuk melihat
adanya perdarahan, dan salah satu uji dalam kasus DBD, sambil menunggu hasil
pemeriksaan darah lengkap.
0 Komentar